Saturday, 20 December 2008

Ransum Menjelang Bertelur

Poultryindonesia.com, Tips. Gizi makanan pada saat ayam tumbuh hingga mulai bertelur harus memungkinkan untuk pertumbuhan maupun untuk produksi telur, di samping kecukupan untuk hidup pokoknya. Kerenanya, makanan yang disediakan haruslah mengandung cukup zat gizi.

Sebagian peternak, khususnya peternak layer seringkali risau dengan berbagai kendala yang ditemui dalam persoalan gizi ransum ayamnya. Kerap dirasakan produksi telurnya rendah baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga tidak sesuai dengan jerih payah yang mereka keluarkan. Telah kita ketahui bersama bahwa makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan serta produksi ternak. Hal ini tiada lain karena adanya komposisi gizi di dalam setiap bahan makanan tersebut. Secara kimiawi dapat diketahui , zat-zat gizi pada bahan makanan umumnya terdiri dari : air, bahan kering, mineral, vitamin, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar serta bahan ekstrak tanpa N. Untuk kebutuhan penyusunan ransum, beberapa pusat penelitian telah mampu memberikan batasan-batasan kebutuhan ternak sesuai masa pertumbuhan atau masa produksinya. Tindakan ini didasarkan pada zat-zat yang dianggap sangat penting, seperti : protein, asam-asam amino, vitamin, mineral serta energi. Namun khusus untuk ayam petelur, Suhendra P. (1994) menyatakan, kebutuhan zat-zat gizi utamanya adalah sebagai berikut : Protein Fungsi utama protein pada ayam petelur ialah untuk memelihara dan menggantikan sel-sel yang telah rusak. Protein juga berfungsi sebagai penunjang pertumbuhan dan pembentukan telur. Tetapi, kelebihan potein akan mengakibatkan harga ransum menjadi tidak ekonomis karena selain mahal, protein yang berlebihan juga akan diubah menjadi energi. Perubahan ini sangat tidak efisien jika dibandingkan dengan pembentukan energi dari lemak ataupun karbohidrat. Vitamin Vitamin yang berhubungan erat dengan produksi telur, khususnya adalah vitamin D. hal ini disebabkan karena vitamin D berperanan di dalam pembentukan cangkang (kulit telur). Selain vitamin D, vitamin lain yang juga berperan dalam proses pembentukan telur adalah vitamin A, yang utamanya terdapat pada kuning telur. c. Mineral Mineral yang paling erat hubungannya dengan proses pembentukan telur adalah Kalsium. Mineral ini bersama-sama dengan vitamin D berperan sangat penting untuk pembentukan cangkang. Selain berpasangan dengan vitamin D. kalsium juga berpasangan dengan mineral phospor. Program gizi pada ayam sebelum bertelur, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah perbaikan gizi pada ayam petelur, bertujuan untuk peningkatan kualitas maupun kuantitas telur sebagai hasil produksinya. Di samping itu, juga untuk menghemat biaya melalui pengurangan harga ransum. Khususnya pada ayam-ayam yang mulai tua, maka pembengkokan tulang belakang dapat dihindari sehingga ayam mampu berproduksi lebih lama. Adapun program gizi yang dianjurkan untuk ayam-ayam menjelang bertelur adalah dengan jalan mengurangi level protein sampai 14% dan meningkatkan level kalsiumnya sampai 6%. Jadi apabila pemberian protein pada yang sebelumnya antara 14,2%-15%, untuk ayam bertelur hendaknya diubah menjadi14% pada 2 minggu sebelumnya. Demikian juga dengan pemberian kalsium yang seharusnya diberikan antara 2,70%-3,30%, hendaknya diubah menjadi 6% pada 2 minggu sebelum bertelur. Sedangkan pemberian vitamin D hendaknya dilipatgandakan setiap 2 hari sekali selama 2 minggu tersebut, melalui pemberian air minum. Karena ayam petelur maupun telurnya terdiri dari berbagai komponen zat gizi yang susunannya hampir sama dengan komponen zat gizi pada bahan makanan, maka pemberian / penyusunan zat-zat gizi ransum yang tepat, sangat penting bagi kehidupan maupun produksinya


dikutip dari: www.poultryindonesia.com 

Dadih, Susu Kerbau Fermentasi Sumber Probiotik DR. Rusfidra, S.Pt

Di tengah membumbung tingginya harga susu formula di pasaran saat ini, agaknya, kita perlu melihat potensi ternak lokal penghasil susu yang terdapat di sekitar kita. Salah satu produks susu olahan yang tersedia secara murah dan mudah ditemukan di daerah Sumatera Barat adalah dadih. Dadih merupakan pangan tradisional masyarakat Sumatera Barat. Dikalangan masyarakat pedesaan dadih dapat dikonsumsi secara langsung atau sebagai lauk-pauk pendamping nasi. Sebagai makanan tradisional, dadih sudah dikonsumsi sejak lama oleh masyarakat daerah ini. Dadih potensial sebagai pengganti susu formula. Harganya pun sangat murah, biasanya Rp. 5.000 per tabung.

 

Begitupun konsumsi susu masyarakat Indonesia sangat rendah, sekitar 7 kg/kapita/tahun, sedangkan masyarakat Malaysia konsumsi susunya mencapai 20 kg/kapita/tahun. Konsumsi susu penduduk Amerika Serikat bahkan telah mencapai angka 100 kg/kapita/tahun. Konsumsi protein hewani yang rendah berisiko terhadap terjadinya kasus malnutrisi dan busung lapar, terutama pada anak balita.

 

Pembuatan Dadih

 

Aneka produk olahan susu fermentasi saat ini populer sebagai pangan fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Produk olahan susu fermentasi yang banyak dikonsumsi dan beredar luas di masyarakat misalnya yakult, yogurt dan keffir. Sebenarnya dikalangan masyarakat produk olahan susu fermentasi sudah lama dikenal. Masyarakat Sumatera Barat sudah lama mengenal dan mengkonsumsi produk susu kerbau fermentasi yang disebut dadih. 

 

Dadih terbuat dari fermentasi susu kerbau. Teknologi pembuatannya sangat sederhana. Setelah diperah, susu kerbau langsung dimasukkan ke dalam sepotong ruas bambu segar dan ditutup dengan daun pisang. Selanjutnya didiamkan atau difermentasi secara alami dalam suhu ruang selama satu sampai dua hari sampai terbentuknya gumpalan. Dalam waktu 24 jam, mikroba dari bambu akan menggumpalkan susu menjadi semacam puding atau tahu putih kekuning-kuningan, kental dan beraroma khas (kombinasi aroma susu dan bambu). Setelah proses fermentasi selesai, dadih dapat langsung dimakan. 

 

Ditjen Peternakan (1984) menyarankan pembuatan dadih dengan cara berikut: 
Siapkan susu kerbau yang telah selesai di perah.
Panaskan susu segar tersebut pada suhu 700C untuk membunuh bakteri yang tidak baik yang mungkin terdapat di dalam susu.
Kemudian diinginkan susu pada suhu 300C.
Masukan ke dalam tabung bambu, tutup dengan daun pisang dan ikat dengan karet gelang.
Simpan pada suhu ruang 2x24 jam.
Dadih siap dikonsumsi atau dijual.

Manfaat Dadih

 

Yudoamijoyo ddk. (1983) menyebutkan dadih mengandung zat gizi sebagai berikut: kadar air (84,35%), protein (5,93%), lemak (5,42%), karbohidrat (3,34%). Kadar keasaman (pH) dadih adalah 3,4. Di dalam dadih sudah berhasil diisolasi dan didentifikasi 36 strain bakteri pembentuk asam laktat. 

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa dadih mengandung bakteri asam laktat (BAL) yang potensial sebagai probiotik. Di dalam dadih terdapat bakteri asam laktat (salah satu jenis bakteri probiotik) yang berperan dalam pembentukan tekstur dan cita rasa. Bakteri asam laktat dan produk turunannya mampu mencegah timbulnya berbagai penyakit seperti mencegah enterik bakteri patogen, menurunkan kadar kolesterol di dalam darah, mencegah kanker usus, anti mutagen, anti karsinogenik dan meningkatkan daya tahan tubuh (Suryono, 2003). Selain itu, dadih diduga efektif sebagai antivaginitis (Suryono, 1996). 

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Eni Harmayani dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM berhasil melakukan isolasi bakteri asam laktat (BAL) dari dadih. Bakteri tersebut dinamakan Lactobacillus sp. Dad 13. Selanjutnya berdasarkan uji invitro dan in vivo ternyata BAL dari dadih terbukti ampuh menurunkan kolesterol. 

Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa dadih efektif menurunkan kolesterol 39,8% pada hewan coba yang diberi pakan tanpa kolesterol dan 13,4% pada hewan yang diberi pakan tinggi kolesterol. Sedangkan pemberian susu fermentasi oleh probiotik dari dadih yang dipasteurisasi dan disterilisasi mampu menurunkan kolesterol sebanyak 42-45% pada pakan tinggi kolesterol dan 50-53% pada pakan tanpa kolesterol (www.ugm.ac.id). 

Hasil penelitian tersebut tentu menjadi kabar baik bagi penderita penyakit jantung koroner dan orang yang memiliki kandungan kolesterol dalam darah yang tinggi. Artinya, dadih potensial sebagai pengendali kolesterol. Tidak hanya berhenti sampai disana, Dr. Eni Harmayani terus melakukan penelitian inovatif untuk membuat tablet effervescent yang berisi dadih. Sehingga dadih dapat disimpan dalam waktu yang lama, mudah dibawa kemana-mana dan lebih praktis. Bila diperlukan, konsumen tinggal memasukkan tablet ke dalam segelas air matang dan segera meminumnya. Praktiskan. 

  Konsumsi dadih secara langsung tidak menimbulkan diare atau keracunan. Diduga asam laktat yang terdapat di dalam dadih mampu mengalahkan bakteri jahat yang terdapat di dalam susu. Bakteri probiotik di dalam dadih mampu bertahan di dalam saluran pencernaan manusia.

  Namun sayang, meski dadih merupakan produk lokal dalam negeri sendiri, namun riset tentang bakteri asam laktat di dalam dadih sangat intensif dilakukan para peneliti Jepang. Sekarang ini di Jepang telah dipasarkan yoghurt yang mengandung bakteri baik asal dadih yang memiliki merek dagang Dadihi. Padahal selain dadih, susu kerbau fermentasi sudah dikenal oleh masyarakat di beberapa daerah lain. Di Aceh, susu kerbau dibuat menjadi mentega dan minyak samin, sedangkan di Sumatera Utara, susu kerbau fermentasi disebut dali. 

 

Potensi Ternak Kerbau

  Selain itu, diversifikasi bahan pangan hewani berbasis susu kerbau di harapkan dapat menutupi kekurangan produksi susu (asal sapi dan kambing) di dalam negeri dan mengurangi impor susu dari negara lain yang menguras devisa negara. Bila produk olahan susu kerbau dapat dikembangkan maka diharapkan pula usaha peternakan kerbau perah dapat semakin bergairah. Jujur diakui bahwa selama ini ternak kerbau tidak mendapatkan perhatian yang layak dari penentu kebijakan, padahal ternak kerbau merupakan ternak tropis yang mampu beradaptasi dengan iklim tropis Indonesia, berperan penting sebagai ternak kerja, sumber daging dan alat transportasi di perdesaan.

 

DR. Rusfidra

(Analis Peternakan, Dosen Fak. Peternakan UNAND)

Studi pada Ayam Kokok Balenggek, Ayam Pelung dan Ayam Bekisar Oleh: Dr. A. Rusfidra, S.Pt

Abstrak

Bioakustik adalah ilmu biologi terapan yang mempelajari karakteristik suara, organ penghasil suara, fungsi suara, fisiologi suara, analisis suara dan manfaat suara hewan dan manusia. Dibandingkan dengan ilmu lainnya, “ilmu suara” memang belum begitu berkembang, akan tetapi melihat besarnya fungsi suara dalam kehidupan, agaknya riset bioakustik akan berkembang seiring majunya ilmu pengetahuan dan teknologi audio. Bahkan saat ini suara telah menjadi salah satu komoditas ekonomi.

  Untuk menghasilkan suara, hewan dilengkapi dengan organ penghasil suara. Pada bangsa unggas suara diproduksi oleh syring. Berdasarkan tipenya ada dua jenis suara pada unggas, yaitu call dan song. Jenis suara call digunakan untuk berkomunikasi antar sesama, sebagai isyarat adanya musuh, saat terkejut dan ketika menemukan makanan. Jenis suara song merupakan tipe suara untuk menyatakan daerah kekuasaan (territorial declare) dan sebagai atraksi untuk memikat unggas betina yang akan dikawini.

Hasil riset terbaru, ternyata suara dapat dijadikan sebagai indikator kesejahteraan hewan (animal welfare), sebagai ekspresi emosional dan status fisiologi hewan. Dengan mendengarkan suara, kita dapat mengetahui apakah seekor hewan dalam keadaan sehat atau sakit. Suara dapat pula dijadikan sebagai penanda individu, karena setiap individu mempunyai karakteristik suara spesifik. Tidak satupun hewan mempunyai suara yang persis sama, karena adanya perbedaan spektrum suara, perbedaan frekuensi dan amplitudo, baik antar individu maupun antar spesies. Riset bioakustik paling intensif dilakukan pada burung. 

  Artikel ini dimaksudkan mengelaborasi pengembangan riset bioakustik di Indonesia, dengan fokus pada ayam lokal penyanyi. Analisis bioakustik dilakukan pada ayam kokok balenggek, ayam pelung dan ayam bekisar. Ketiga bangsa ayam asli Indonesia ini dikenal sebagai “ayam penyanyi” karena memiliki suara kokok merdu, dan digemari banyak hobiis. Nilai jual ketiga bangsa ayam tersebut ditentukan oleh pola suara kokok yang khas, kemerduan suara kokok dan keberhasilan memenangkan kontes suara kokok.



Kata kunci : bioakustik, ayam kokok balenggek, pelung, bekisar, dan analisis suara.


halaman terkait:

Bioakustik AKB

ANALISIS HEWAN TERNAK JENIS SAPI SIMMENTAL YANG MERUPAKAN JENIS POTONG DAN PERAH (DWIGUNA)

A. Analisis Bangsa Ternak 
Bangsa adalah tingkatan pengelompokan hewan dalam sistematika atau taxonomi, dimana hewan tersebut telah mempunyai ciri khas tertentu yang diwariskan seutuhnya ke keturunannya (Hardjosubroto dan Astuti, 1994). Sapi potong termasuk dalam genus bos , mempunyai terancak genap, berkaki empat, tanduk berongga dan memamah biak. Sapi juga termasuk dalam kelompok Taurinae termasuk di dalamnya Bos Taurus (sapi-sapi yang tidak memiliki punuk) dan bos indicus (sapi-sapi yang berpunuk).
Berikut taksonomi sapi potong  
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia 
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae  
Genus : Bos
Subgenus :  
1) Taurine : Bos Taurus dan Bos Indicus
2) Bibovine : Bos gaurus, Bos Frontalis dan Bos Sondaicus
3) Bisontinae : Bos grunniens, Bos Bonasus dan Bos Bison
4) Bubaline : Bos Coffer dan Bubalus bubalis  
Berikut akan dijelaskan mengenai sapi Simmental yang merupakan golongan dari kelompok Taurine.
B. Ciri-ciri Ternak Sapi Potong Simmental
Sapi Simmental 
Sapi Simmental adalah bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland tepatnya di Lembah Simme. tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan pedaging, Jenis menduduki terbesar di daratan Eropa dengan junlah sekitar 35 juta ekor. Jenis sapi ini dominant di daerah Prancis Timur, Jerman Selatan, Cekoslawakia dan Hongaria. Lebih kurang setengah populasi sapi di Austria, Rumania, Rusia, Polandia, Bulgaria dan Italia. Warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor ber warna putih, Tanduknya tidak begiitu besar. Kemampuan menyusui anaknya sangat baik Mempunyai sifat jinak, tenang dan mudah dikendalikan. Sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg (Anonimus, 2002b), serta merupakan salah satu breed tertua di dunia.Meskipun berat lahir anaknya tidak setinggi berat lahir anak Charolais dan Maine-Anjou, tetapi berat sapihnya tinggi, demikian pula pertambahan berat badanya setelah di sapih. Simmental merupakan sapi dual purpose, yaitu sebagai sapi potong dan produksi susunya juga hampir menyamai sapi perah. Produksi susunya tinggi (rata-rata 3.900 kg per laktasi) dengan prosentase lemak susu sebesar 4 %. Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar. Pertumbuhan ototnya sangat baik dan tidak banyak terdapat timbunan lemak di bawah kulit. voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur (Anonimus, 2002b) 
Memelihara sapi potong simmental sangat menguntungkan, karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, tetapi juga menghasilkan pupuk kandang dansebagai tenaga kerja. Sapi juga dapat digunakan meranih gerobak, kotoran sapi juga mempunyai nilai ekonomis, karena termasuk pupuk organik yang dibutuhkan oleh semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur. Bahkan semua organ tubuh pada sapi Simmental ini dapat dimanfaatkan antara lain:
1) Kulit, sebagai bahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi, jaket.
2) Tulang sapi potong , dapat diolah dan di proses lebih lanjut menjadi bahan perekat/lem, tepung tulang dan barang-barang kerajinan lainya.
3) Tanduk, digunakan sebagai bahan kerajinan seperti: sisir, hiasan dinding dan masih banyak manfaat sapi bagi kepentingan manusia.
 


Ciri-Ciri yang dapat dikenali tentang sapi Simmental adalah : 
 bangsa Bos Taurus berasal dari daerah Simme di negara Switzerland
 merupakan tipe sapi perah dan pedaging
 warna bulu coklat kemerahan (merah bata)
 dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor ber warna putih
 sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg
 Tanduk kecil 
 Bergelambir
 Kemampuan menyusui anak sangat baik dengan berat lahir pedet relative tinggi. 
 Mempunyai sifat jinak, tenang dan mudah dikendalikan 
 Tidak berpunuk
C. Sapi Simmental di kategorikan sapi potong dan perah (dwiguna)
Sapi Simmental sebagai sapi potong
Secara umum, dapat dikategorikan bahwa sapi simmental merupakan tipe sapi potong. Adapun ciri-ciri sapi potong simmental sebagai kategori sapi potong antara lain :
1) Bentuk tubuh padat, lebar dan kaki pendek. Badan seluruhnya berisi daging. Sapi diharapkan mempunyai ukuran badan yang berat pada saat masih muda sehingga dapat di capai berat 100 lbs,sesudah satu tahun, 1350 lbs sesudah setengah tahun dan 1600 lbs sesudah dua tahun 
2) Sela garis tubuh lurus dan rata. Kepala pendek dan lebar pada frontalisnya. Leher tebal dan bahu berisi. 
3) Punggung dan pinggang lebar. Kemudi lebar, dada lebar dan dalam.
4) Tubuh dada (massive), berbentuk persegi empat,
5) Dilihat dari bagian belakangnya (Hindquarter) harus tampak gemuk, karena bagian ini paling mahal, pangkal ekor luas atau lebar.
6) Kualitas dagingnya maksimum dan mudah di pasarkan, 
7) Laju pertumbuhan relatif cepat, 
8) Efisiensi pakan tinggi, terbukti dengan senantiasa makan bila diberi pakan.
9) Dilihat dari jaringan lemak di bawah kulit pada kanan-kiri pangkal ekor, lipat paha, dan bagian bawah atau muka sendi bahu tebal. Hal ini dapat diketahui dengan meraba dan melipati kulit pada kanan-kiri pangkal ekor.
10) Anggota tubuh pendek sehingga badan tampak rendah. Dilihat dari samping, tubuh tampak seperti segi empat panjang dan dalam (bentuk peti).
11) Pertumbuhan tulang, daging dan lemak badan tampak baik.
Sapi Simmental sebagai Sapi Perah
 
 Selain dimanfaatkan sebagai ternak potong, sapi simmental dimanfaat juga dalam produksi susunya. Kendati demikian produksi susunya tinggi (rata-rata 3.900 kg per laktasi) dengan prosentase lemak susu sebesar 4 %.Dilihat dari proporsi bentuknya, simmental cocok sekali dalam produksi susu. Kendati demikian : 
 Bentuk tubuh trapesium atau segitiga atau melebar ke belakang di mana bentuk tubuh bagian belakang melebar ke segala arah.
 Dada pada simmental lebar sehingga terdapat korelasian antara lingkar dada dan kapasitas 
 Temperamen dari sapi simmental sangat tenang, jinak dan mudah dikendalikan seperti jenis-jenis sapi perah lainnya. 
D. Kondisi Sapi Simmental di Jatikuwung
Kondisi ternak sapi yang ada di Jatikuwung beraneka ragam. Kendati demikian, sapi yang ada antara lain merupakan persilangan-persilangan dan jenisnya beraneka ragam seperti persilangan PO,Brahman, Simental, Limousin dan Angus. Dari hasil pengamatan ini, akan di sajikan kondisi ternak sapi potong jenis Simmental. 
 
Fungsi kerangka pada sapi antara lain :
 Sebagai proteksi terhadap organ – organ dalam (organ visceral), deposisi dan cadangan mineral.  
 Memberi kekerasan dan bentuk tubuh.
 Memberikan fasiltas tempat pembentukan darah. 
 Sebagai tempat perlekatan oto dan daging.
Kurang lebih 1/3 berat tulang seluruhnya terdiri atas kerangka organik berupa jaringan fibrosa dan sel-sel, sedangkan 2/3 merupakan komponen-komponen An organik (terutam berupa garam-garam kalsium dan phospat). 
Secara struktural, sistem kerangka di bagi menjadi 2 kelompok tulang yaitu : 
a. Kerangka Aksial (Sceleton axiale)
Merupakan kerangka yang menyusun atau melekat pada sumbu utama (linea mediana) pada tubuh hewan, terdiri atas tulang-tulang tempurung kepala (cranium), tulang belakang (columna vertebralis) dan tulang dada (sternum) beserta tulang rusuk / iga (costa)
b. Kerangka Apendikular (Sceleton appendiculare)
Sapi memiliki tulang-tulang yang kuat untuk membentuk anggota gerak dan menyangga tubuh. Anggota gerak pada sapi terletak pada di bagian depan (ektremitas pectoralis / cranialis / anterior) dan sepasang lagi terletak di bagian belakang (ektremitas pelvicalis / caudalis / posterior ).


Perbandingan tulang-tulang ekstremitas pektoralis dan pelvicalis
ekstremitas pektoralis ekstremitas pelvicalis
 Lingkar pektoral (gelang bahu)  Lingkar pelvikal (gelang pinggul)
o Skapula o ilium
o Klavikula o iscium
o Korakoid o pubis
 Humerus  Femur
  Patella
 Radius  Tibia
 Ulna  Fibula
 Karpus  Tarsus
 Metakarpus  Metatarsus
 Digiti  Digiti
 Sumber : Frandson, R.D., 1996
2. Sistem otot ( Systema musculare)
Berdasarkan lokasinya, otot di bagi menjadi 2 tipe yaitu tipe visceral dan tipe sceletal. Otot Skeletal meliputi semua daging tubuh dan mewakili 45 % dari berat badan sapi. Otot ini terletak di dinding traktus digestivus, sekat rongga dada (diafragma) dan organ-organ dalam lainya. Sedangkan otot tipe visceral jumlahnya lebih sedikit dibanding tipe otot skeletal. Fungsi otot visceral adalah sebagai saran penunjang berlangsungnya proses sistem kerja organ-organ di dalam tubuh.  
Berdasarkan struktur dan fungsinya, otot dibedakan menjadi 3 macam yaitu : 
 Otot polos (musculus visceralis)
Otot bekerja di luar kehendak (involunter), terletak di berbagai organ dalam. Sel otot polos berbentuk seperti kumparan dengan nukleus yang terletak di bagian tengah.



 Otot lurik (musculus sceletalis)
Otot ini bekerja di bawah pengaruh kehendak (volunter), terletak di semua bagian tubuh yang bertulang (kerangka). Otot ini berbentuk garis-garis melintang yang berwarna gelap dan terang berselang-seling sehingga memberi warna lurik.
 Otot jantung
 Otot ini bekerja di luar kehendak (involunter) dan hanya terdapat di jantung. Sel-sel otot jantung ini juga berwarna lurik.  
3. Sistem Pencernaan ( Systema digostorium)
Mempunyai fungsi untuk memasukan, memotong, menggiling dan mencerna makanan serta menyerap dan mengeluarkan sisa-sisa pencernaan.  
4. Sistem Pernapasan (Systema respiratorium)
Mempunyai fungsi utama dalam menyediakan O2 untuk darah dan mengambil CO2 dari dalam darah. 
Sistem pernapasan terdiri dari : 
 
a. Cavum nasale 
b. Pharynx 
c. Larynx 
d. Trakhea 
e. Bronchus 
f. Pulmo 
 
5. Sistem Sirkulasi Darah
Sistem peredaran darah terdiri dari sekumpulan organ yaitu :
1) cor (jantung)
Merupakan suatu struktur muscular yang berbentuk kerucut, berfungsi memompa darah ke semua bagian tubuh dan merupakan pusat peredaran darah.
2) vasa (pembuluh darah)
vasa atau pembuluh darah yang pada hakekatnya menyerupai ranting-ranting sebuah pohon, yaitu arteria (pembuluh nadi) sebagai pembuluh besar yang keluar dari jantung, kemudian bercabang-cabang dan beranting-ranting.  
3) sanguis (darah)
Merupakam sel-sel darah (corpuscula) yang berupa : 
a. Erithrocyt yaitu suatu substansi khusus pewarna darah yang berisi zat besi  
b. Leucocyt yaitu suatu substansi yang mempunyai kemampuan gerak yang independent dan amuboid serta fagositosis serta benda-benda asing, seperti jasad-jasad renik, sehingga keberadaanya sangat penting untuk melindungi tubuh terhadap infeksi.
c. Thrombocyt adalah sel-sel pembeku darah yang mempunyai diameter 2µ-4µ, tidak mempunyai nukleus dan dibentuk di dalam sumsum tulang. Thrombocyt mempunyai fungsi di dalam mengurangi hilangnya darah pada pembuluh yang terluka.  
6. Sistem Sirkulasi Darah 
Ada 2 macam sistem sirkulasi darah :  
a. Sirkulasi pulmoner
Bagian dari sistem vaskular yang mengedarkan darah melalui pulmo. Atrium dexter menerima darah tak beroksigen dari vena cava caudalis dan vena cava cranialis 
b. Sirkulasi sistemik 
Mencakup semua sirkulasi darahdi kepala, kaki depan, kaki belakang, dsb. Masing-masing sirkulasi ini kemudian dipecah lagi menjadi lebih terkecil, misalnya sirkulasi pada mata, telinga, mulut, dsb. 
7. Sistem Reproduksi & Urinasi
 Organ-organ genital (organa genitalia)
a. Organ Reproduksi Betina (organa genitalia)
Organ reproduksi primer berupa sepasang ovaria, sedangkan organ reproduksi sekunder berupa saluran kelamin betina yang terdiri atas oviduct, uterus, servic, vagina dan vulva.  
 Ovarium
Di pandang sebagai organ reproduksi utama pada hewan betina. Asal ovarium pada stadium embrional adalah simpul kelamin sekunder dari bagian dorsal alat genital. Fungsi utama dari ovarium adalah ovarium menghasilkan gamet betina (ovum).  
 Oviduct
Merupakan bagian dari saluran kelamin betina berasal dari ductus Mulleri, yaitu sepasang saluran yang muncul pada awal perkembangan embrional. Fungsi dari oviduct adalah sebagai transpor ova dan spermatozoa yang melaluinya dari arah yang berlawanan.  
 Uterus
Uterus mempunyai fungsi adalah menahan dan memberi makan embrio / fetus.  
 Servix uteri
Organ yang berdinding tebal. Organ yang terdiri atas saluran yang membuka uterus. Fungsi utam serviks uteri adalah untuk menjaga kontaminasi mikroba terhadap uterus.  
 Vagina
Vagina berbentuk tubular, berdinding tebal dan sangat elastis. Panjangnya antara 25-30 cm. Selama perkawinan alamiah pada sapi, semen disimpan di dalam ujung bagian anterior vagina, dekat dengan muara uterus. Vagina merupakan organ kelamin betina untuk kopulasi
 Vulva
Vulva sebagai organa genitalia externa, terdiri atas vestibulum dan labia. Vestibulum merupakan bagian dari sistem saluran kelamin betina yang sekaligus termasuk sebagai alat reproduksi dan urinaria. Pada sapi panjangnya dapat mencapai 10-12 cm. Sedangkan labia terdiri atas labia minora dan labia mayora. Labia minora adalah homolog dengan prepusium pada hewan jantan dan tidak menarik perhatian pada hewan ternak. Sedangkan pada labia mayora adalah homolog dengan skrotum paa hewan jantan, merupakan bagian dari sistem kelamin betina yang terkihat dari luar
b. Organ Reproduksi Jantan (organa genitalia masculina)
 Testis
Testis merupakan alat reproduksi utama pada hewan jantan, sebagaimana ovarium pada hewan betina. Sebagai organ reproduksi utama, testis memproduksi gamet-gamet jantan (spermatozoa) dan hormon-hormon kelamin jantan (androgen). Panjang testis pada sapi adalah 10-13 cm, lebar 5-6,5 cm, dan beratnya 300-400 gram.


 Scrotum dan simpul sperma
Scrotum merupakan 2 buah kantung yang menyimpan testis. Skrotum terdiri atas lapisan luar berupa kulit yang tebal dengan sejumlah besar glandula sudorifera dan glandula sebacea. Sedangkan simpul sperma mengikat testis untuk menyokong mekanisme kegiatanya, berupa arteri-arteri testis yang tergulung di sekeliling anyaman venula dan batang syaraf. Simpul sperma terdiri atas serabut-serabut otot polos, jaringan pengikat dan muara masuk ke vas deferens. Simpul sperma dan skrotum masing-masing memberikan 
 Epididymis
Sebagai saluran eksternal yang penting dari testis, menyatu secara longitudinal pada bagian permukaan testis dan dibungkus oleh tunica vaginalis dari testis. Sebagai sebuah saluran yang menggulung, dia di tutupi oleh tunica albugenia testis.
 Vas deferens dan urethra
Merupakan saluran dengan sebuah muara di bagian ujung distal kauda epididimis. 
 Glandula ascesscoria
Terletak di sepanjang daerah pelvis dari urethra, dengan saluran-saluran tanpa sekresi ke dalam urethra.
 Penis
Penis merupakan organ kopulasi pada hewan jantan. Tempatnya di bagian dorsal disekeliling urethra pada tempatnya urethra yang meninggalkan pelvis.
 Prepusium
Invaginasi kulit yang mengelilingi ujung bebas dari penis. Organ ini mempunyai asal embrional yang sama dengan labia minora hewan betina, dapat di bagi menjadi bagian yang melipat ke luar dan ke dalam.
 Organ-organ urinasi (organa uropoetica)
Organ urinaria berhubungan erat dengan pembentukan dan pengeluaran urin, terdiri atas : 
a. Sepasang ginjal (ren)
b. Sepasang saluran urin (ureter)
c. Sebuah kantong urin (vesica urinaria)
d. Sebuah saluran urethra
8. Sistem Syaraf (Systema nervosum),
 Sistem Syaraf Pusat (Systema nervosum),
Merupakan sistem yang meng-koordinasikan aktivitas hewan sesuai dengan rangsangan yang diterima oleh neuron sensoris / aferen. Sistem syaraf ini terdiri dari atas otak (encephalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis).
 Sistem Syaraf Tepi (Systema nervosum pheriphericum),
Terdiri atas jaringan syaraf yang tersebar melalui berbagai macam organ tubuh, temasuk indera penglihatan (organonj visus), penciuman (organon sensuum), dan pendengaran (organon auditive). Sistem syaraf tepi ini memungkinkan adanya hubungan antara lingkungan luar maupun ke dalam melalui penerima rangsangan (receptor) menuju ke sistem syaraf pusat dan diteruskan ke organ efektor. 
 Sistem Syaraf Simpatetik (Systema Nervosum Symphaticum)
Merupakan syaraf otonom yang menuju ke organ lunak dalam alat tubuh, pembuluh darah, dan kelenjar keringat (glandula sudorifera). Sistem syaraf ini mengatur aktivitas di luar kehendak individu yang bersangkutan dan merupakan bagian dari syaraf tepi yang menginervasi otot polos, otot jantung dan kelenjar.










 

Thursday, 18 December 2008

Hijau Daun - Suaraku (Berharap)

Disini aku masih sendiri

merenungi hari-hari sepi

Aku tanpamu

Masih tanpamu


Bila esok hari datang lagi

Ku coba untuk hadapi semua ini

Meski tanpamu, Oo~ meski tanpamu


Bila aku dapat bintang yang berpijar

Mentari yang tenang bersamaku disini

Ku dapat tertawa menangis merenung

di tempat ini aku bertahan


Suara dengarkanlah aku

Apa kabarnya pujaan hatiku

Aku disini menunggunya

masih berharap di dalam hatinya


Suara dengarkanlah aku

Apakah aku slalu dihatinya

Aku disini menunggunya

masih berharap di dalam hatinya


Kalau aku masih tetap disini

Ku lewati semua yang terjadi

Aku menunggumu, oo~ aku menunggu


~{}~


Suara dengarkanlah aku

Apa kabarnya pujaan hatiku

Aku disini menunggunya

Masih berharap didalam hatinya


Suara dengarkanlah aku

Apakah aku ada dihatinya

Aku disini menunggunya

Masih berharap didalam hatinya


Suara dengarkanlah aku

Apa kabarnya pujaan hatiku

Aku disini menunggunya

masih berharap di dalam hatinya


Oo~

Suara dengarkanlah aku



Koleksi Hijau Daun yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Hijau Daun - Suaraku (Berharap)
Busby Seo Test